Model
pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Menurut Keller
(Sopah, 2001) model ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan teori nilai harapan (expectancy
value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan
harapan (expectancy) agar berhasil mencapai
tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat
komponen. Keempat
komponen model pembelajaran itu adalah Attention,
Relevane, Confidence dan Satisfaction
dengan akronim ARCS.
Model pembelajaran ini dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Sopah, 2001).Namun demikian pada model pembelajaran ini tidak ada Assessment (penilaian), padahal penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Menurut De Cecco (Sopah, 2001) penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa. Meningat pentingnya penilaian, maka oleh Keller dan Kopp pula model pembelajaran ini dimodifikasi lagi dengan menambahkan komponen Assessment pada model pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran ini dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Sopah, 2001).Namun demikian pada model pembelajaran ini tidak ada Assessment (penilaian), padahal penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Menurut De Cecco (Sopah, 2001) penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa. Meningat pentingnya penilaian, maka oleh Keller dan Kopp pula model pembelajaran ini dimodifikasi lagi dengan menambahkan komponen Assessment pada model pembelajaran tersebut.
Dengan
modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen
yaitu: attention
(minat atau perhatian), relevance (relevansi),
confidence (percara diri), satisfaction (kepuasan atau bangga) dan assessment (evalausi
atau penilaian). Modifikasi yang dilakukan dengan penggantian nama confidence
menjadi anssurance dan attention menjadi interest.
Menurut Morist (Sopah,
2001) penggantian namaconfidence
(percaya diri) menjadi anssurance
karena kata confidence sinonim dengan
kata self-confidence. Dalam kegiatan
pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil,
melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka
merasa mampudan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest karena ada kata interest
(minat) sudah terkandung pengertian attention
(perhatian). Dengan kata interest
tidak hanya sekedar menarik minat atau perhatian siswa pada awal kegiatan
melainkan tetap memelihara minat atau perhatian tersebut selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Untuk
memperoleh akronim yang lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment
dan satisfaction (ARIAS).
Komponen
model pembelajara ARIAS
Pada model
pembelajaran ARIAS ada lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction yang
disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut adalah :
1.
Assurance (percaya atau yakin)
Prayitno
(Kiranawati, 2007) mengemukakan bahwa, “Siswa
memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya yang
cenderung menampilkan prestasi-prestasi yang baik secara terus menerus”. Sikap
penuh percaya diri, yakin dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya
atau dapat melebihi orang lain.
2.
Relevance (relevansi)
Relevance
yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau
yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarangatau
yang akan datang (Keller,1987: 2-9). Sehingga siswa merasa kegiatan
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi
kehidupannya. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan
dipelajari ada relevansinya dengan kehidupannya dan memiliki tujuan yang jelas.
3.
Interest (perhatian atau minat)
Interest
yaitu yang berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Sopah (2001) menyatakan
bahwa, “Dalam kegiatan
pembelajaran minat atau perhatian tidak hanya dibangkitkan melainkan juga
dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung”.Oleh karena itu guru
harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau perhatian
dalam kegiatan pembelajaran.
4.
Assessment (penilaian)
Assessment berhubungan
dengan evaluasi terhadap siswa. Stufflebeam (Daryanto,2001: 1) mengemukakan
bahwa, “Evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai
alternative keputusan”.
Antara assessment dan evaluasi saling
berhubungan yaitu keduanya merupakan penilaian. Tujuan utama melakukan evaluasi
dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya.
Evaluasi tidak
hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevalausi diri mereka
sendiri atau evaluasi diri. Evaluasi
diri dilakukan oleh siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar
mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai.
5.
Satisfaction (kepuasan)
Satisfaction
yaitu berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai.Siswa
yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atau puas
atas keberhasilannya. Keberhasilan
dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan
berikutnya. Kebanggaan dan kepuasan ini dapat timbul karena pengaruh dari luar
individu yaitu dari orang lain atau lingkungan sekitarnya. Rasa bangga dan puas
perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.
No comments:
Post a Comment