Saturday, August 24, 2013

MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION)

Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Menurut Keller (Sopah, 2001) model ARCS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah Attention, Relevane, Confidence dan Satisfaction dengan akronim ARCS.
Model pembelajaran ini dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Sopah, 2001).Namun demikian pada model pembelajaran ini tidak ada Assessment (penilaian), padahal penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Menurut De Cecco (Sopah, 2001) penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa. Meningat pentingnya penilaian, maka oleh Keller dan Kopp pula model pembelajaran ini dimodifikasi lagi dengan menambahkan komponen Assessment pada model pembelajaran tersebut.
Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: attention (minat atau perhatian), relevance (relevansi), confidence (percara diri),  satisfaction (kepuasan atau bangga) dan assessment (evalausi atau penilaian). Modifikasi yang dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi anssurance dan attention menjadi interest.
Menurut Morist (Sopah, 2001) penggantian namaconfidence (percaya diri) menjadi anssurance karena kata confidence sinonim dengan kata self-confidence. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampudan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest karena ada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat atau perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat atau perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction (ARIAS).

Komponen model pembelajara ARIAS
Pada model pembelajaran ARIAS ada lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut adalah :
1.        Assurance (percaya atau yakin)
Prayitno (Kiranawati, 2007) mengemukakan bahwa, “Siswa memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya yang cenderung menampilkan prestasi-prestasi yang baik secara terus menerus”. Sikap penuh percaya diri, yakin dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain.
2.        Relevance (relevansi)
Relevance yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarangatau yang akan datang (Keller,1987: 2-9). Sehingga siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupannya. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupannya dan memiliki tujuan yang jelas.
3.        Interest (perhatian atau minat)
Interest yaitu yang berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Sopah (2001) menyatakan bahwa, “Dalam kegiatan pembelajaran minat atau perhatian tidak hanya dibangkitkan melainkan juga dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Oleh karena itu guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau perhatian dalam kegiatan pembelajaran.
4.        Assessment (penilaian)
Assessment berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Stufflebeam (Daryanto,2001: 1) mengemukakan bahwa, “Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.
Antara assessment dan evaluasi saling berhubungan yaitu keduanya merupakan penilaian. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevalausi diri mereka sendiri atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai.
5.        Satisfaction (kepuasan)

Satisfaction yaitu berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai.Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atau puas atas keberhasilannya. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Kebanggaan dan kepuasan ini dapat timbul karena pengaruh dari luar individu yaitu dari orang lain atau lingkungan sekitarnya. Rasa bangga dan puas perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.

No comments:

Post a Comment