Menurut Rusman (2011: 223) bahwa, “Model Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis
dari model dalam pembelajaran kooperatif”. Model ini dikembangkan Lorna Curran
(1994).
Adapun
langkah-langkah pembelajarannya, menurut Rusman (2011: 133) sebagai berikut :
1.
guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya
berupa kartu jawaban;
2.
setiap siswa mendapat satu kartu dan
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang;
3.
siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban);
4.
siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin;
5.
setelah satu babak kartu dikocok lagi
agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya;
6.
kesimpulan.
Rusman
(2011: 223) mengemukakan bahwa, “Salah satu keunggulan model ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana
yang menyenangkan”. Selain itu juga,
menurut Lie (2002: 55) bahwa, “Model ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik”.
Menurut Suherman (Pratiwi, 2010: 11)
mengemukakan bahwa,
Adapun kelebihan model ini yaitu melatih
siswa untuk teliti dalam hal mengolah
informasi/data yang diterima, sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sendiri
konsep-konsep baru dalam memecahkan masalah
matematika.
Dalam
model pembelajaran Make a Match, aktivitas
siswa untuk berkomunikasi sangat diperlukan, karena antara siswa dengan siswa
yang lain dapat tercipta suatu kerja sama dalam memecahkan masalah, sehingga
siswa yang kurang mengerti bisa dibimbing oleh siswa yang mengerti dan paham
dalam memecahkan masalah. Dengan demikian siswa yang kurang mengerti akan
memahami bahan pelajaran yang diberikan karena telah diberi pengertian oleh
siswa yang lebih dulu memahami bahan pelajaran.
No comments:
Post a Comment