Friday, June 14, 2013

Pendekatan Student Centered Learning

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pendekatan student centered learning. Rogers (Fairuzabadi, 2010) menyatakan bahwa,
Pendekatan Student Centered Learning  merupakan hasil dari transisis perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.

Hal senada di ungkapkan Kember (Fairuzabadi, 2010) “Pendekatan Student Centered Learning  merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan”. Masih pada sumber yang sama Harden dan Crosby (Fairuzabadi, 2010) mengemukakan bahwa “SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru”.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa pendekatan Student Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif.
Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) memiliki langkah-langkah yang yang menuntut partisipasi aktif dari siswa, sebagai berikut (Afiatin, Tina, 2009):
a)        berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah gagasan (Brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop Discussion), diskusi panel (Panel Discussion), simposium, dan seminar;
b)        belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara simulasi, bermain peran (Roleplay), permainan (Game), dan kelompok temu;
c)        pembelajaran melalui pemecahan masalah (Problem Solving Based) dengan cara studi kasus, tutorial, lokakarya.
Prinsip-prinsip utama dari SCL adalah (Suliyanah, dkk., 2009):
1.        Tanggung jawab, yaitu peserta didik mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya. Dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya, peserta didik diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai pelajarannya.
2.        Peranserta, yaitu peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga mendorong bertumbuhnya kreativitas dan inovasi.
3.        Keadilan, yaitu semua peserta didik mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang tersebut akan menutup keunggulan hanya didominasi mahasiswa tertentu saja dan diharapkan semua peserta didik dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal. 
4.        Mandiri, yaitu semua peserta didik harus mengembangkan segala kecerdasannya (intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan nara sumber (mitra belajar).
5.        Berfikir kritis dan kreatif, yaitu peserta didik harus menggunakan segala kecerdasan intelektual dan emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi karena siswa akan mengalami perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi. 
6.        Komunikatif, yaitu peserta didik harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan presepsi.
7.        Kerjasama, yaitu kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan saling mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran.
8.        Integritas, yaitu peserta didik harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam situasi apapun.

Pendekatan ini tidak lagi menempatkan guru sebagai peran utama.
berikut tabel perbandingan Teacher Centered Learning dengan Student Centered Learning.

No comments:

Post a Comment