Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
pendekatan student centered learning. Rogers (Fairuzabadi, 2010) menyatakan
bahwa,
Pendekatan Student Centered Learning merupakan hasil dari transisis perpidahan
kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi
kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak
harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi
pasif, bosan dan resisten.
Dari
berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa pendekatan Student Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran
yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model
pembelajaran ini berbeda dari model belajar Instructor-Centered Learning yang
menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap
pasif.
Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya
Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) memiliki
langkah-langkah yang yang menuntut partisipasi aktif dari siswa, sebagai
berikut (Afiatin, Tina, 2009):
a)
berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah
gagasan (Brainstorming), kooperatif,
kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop Discussion),
diskusi panel (Panel Discussion),
simposium, dan seminar;
b)
belajar dari
pengalaman (Experience Based) dengan
cara simulasi, bermain peran (Roleplay),
permainan (Game), dan kelompok temu;
c)
pembelajaran
melalui pemecahan masalah (Problem
Solving Based) dengan cara studi kasus, tutorial, lokakarya.
Prinsip-prinsip
utama dari SCL adalah (Suliyanah, dkk., 2009):
1.
Tanggung jawab, yaitu peserta didik mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya.
Dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempunyai tanggung jawab pada
pelajarannya, peserta didik diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai
pelajarannya.
2.
Peranserta, yaitu peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran.
Dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam pembelajaran,
diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga
mendorong bertumbuhnya kreativitas dan inovasi.
3.
Keadilan, yaitu semua peserta didik mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. Dengan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang tersebut
akan menutup keunggulan hanya didominasi mahasiswa tertentu saja dan diharapkan semua peserta didik dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal.
4.
Mandiri, yaitu semua peserta didik harus mengembangkan segala kecerdasannya
(intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan nara sumber
(mitra belajar).
5.
Berfikir kritis dan kreatif, yaitu peserta didik harus menggunakan segala kecerdasan
intelektual dan emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa untuk
mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi karena siswa akan mengalami
perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi.
6.
Komunikatif, yaitu peserta didik harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi
baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara
yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan
sarana yang efektif untuk menyamakan presepsi.
7.
Kerjasama, yaitu kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan saling mendukung pencapaian keberhasilan atau
tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran.
8.
Integritas, yaitu peserta didik harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi,
dan percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam
situasi apapun.
Pendekatan ini
tidak lagi menempatkan guru sebagai peran utama.
berikut tabel perbandingan Teacher Centered Learning dengan Student Centered Learning.
berikut tabel perbandingan Teacher Centered Learning dengan Student Centered Learning.
No comments:
Post a Comment