Wednesday, June 12, 2013

Model Pembelajaran Koperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization )

Dalam pembelajaran koperatif, materi dirancang untuk pembelajaran kelompok. Siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS. Masing-masing siswa mengerjakan soal dalam LKS dengan keterampilannya masing-masing. Siswa yang mendapat kesulitan pada tingkat ini disarankan untuk meminta bantuan kepada teman sekelompoknya sebelum meminta saran dari gurunya.
Slavin (dalam Purnama, 2006: 20) membagi pembelajaran koperatif dalam beberapa tipe diantaranya: (1) Student Teams Achievement Division (STAD); (2) Teams Games Tournament (TGT); (3) Teams Assisted Individualization (TAI); dan (4) Jigsaw.
Dalam pembelajaran koperatif tipe TAI, pada proses pembelajarannya menurut Slavin (dalam Purnama, 2006: 20) dibagi menjadi enam tahapan.
1.      Pembentukan kelompok
Kelompok yang dibentuk beranggotakan empat sampai enam orang siswa. Kelompok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil akademis dan jenis kelamin. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua anggota ikut belajar, dan mempersiapkan anggotanya mengerjakan tes lebih baik.
2.       Pemberian bahan ajar atau materi
Pemberian bahan ajar bertujuan meningkatkan kreativitas siswa, yaitu kreativitas dalam bertanya, mengungkapkan ide, dan menjawab pertanyaan.

Bahan ajar terdiri dari:
a.       tinjauan konsep-konsep/materi;
b.      tes formatif;
c.       lembar kerja siswa (LKS); dan lembar jawaban LKS.
3.       Belajar dalam kelompok
Guru mengajarkan materi pada awal pelajaran, kemudian siswa diberi suatu unit perangkat pembelajaran matematika secara individual. Unit-unit tersebut dicetak dalam bahan ajar. Siswa mengerjakan unit-unit tersebut dalam kelompoknya masing-masing, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siswa berada dalam kelompoknya masing-masing.
b.      Siswa membaca bahan ajar secara individual.
c.       Masing-masing siswa mengerjakan soal dalam LKS. Misalnya dua soal pertama dengan keterampilannya masing-masing. Siswa dapat mengetahui benar atau tidaknya jawaban yang ada di belakang lembar soal. Bila kedua jawaban tersebut benar, siswa boleh meneruskan pada praktek keterampilan berikutnya. Bila ada yang salah, siswa harus mencoba lagi sampai mendapat jawaban yang benar. Siswa yang mendapat kesulitan pada tingkat ini disarankan meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum meminta saran dari gurunya.
d.      Setelah beberapa menit diadakan cek dalam kelompok masing-masing dengan saling tukar menukar jawaban. Siswa dapat mengetahui benar atau tidaknya jawaban dari lembar jawaban yang ada di belakang lembar soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauhmana siswa telah menyelesaikan unitnya dan mengetahui letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang terdapat dalam bahan ajar. Pada tahap ini siswa yang tertinggal diberi bantuan oleh temannya. Ini merupakan tanggung jawab kelompok untuk memastikan bahwa tiap anggota kelompoknya memang layak untuk melanjutkan ke unit berikutnya. Tidak ada siswa yang diperbolehkan mengambil tes unit berikutnya sampai dia diluluskan oleh teman sekelompokmya.
e.       Tes ini merupakan tes individu yang hasilnya berpengaruh terhadap nilai kelompoknya masing-masing.
4.       Nilai kelompok dan penghargaan kelompok
Nilai kelompok berguna untuk memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk meraih prestasi semaksimal mungkin dan memberi kesempatan bagi siswa untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya dan kelompoknya.
Penghargaan kelompok diberikan pada pertemuan berikutnya. Setelah dilakukan tes maka dilakukan penghitungan skor kelompok. Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menghitung sumbangan skor individu anggota dalam kelompok dan hasilnya dibagi dengan jumlah anggota kelompok yang mengikuti tes tersebut, sehingga dapat skor rata-rata kelompok.
Pedoman pemberian skor perkembangan individu dikemukakan oleh Stahl (dalam Haenari, 2004: 16) seperti tampak pada table berikut ini.
Tabel 2.1
Pedoman penilaian skor perkembangan individu

Skor Tes
Skor perkembangan individu
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
0
10 sampai 1 poin di bawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin di atasnya
20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
30
Nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal
40
Dalam penghargaan prestasi kelompok ada tingkatan penghargaan, yaitu:
a.       kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai good team (kelompok baik);
b.      kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai great team (kelompok hebat);
c.       kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai super team (kelompok super).
5.       Pembelajaran materi oleh guru
“Guru memberi remidial yaitu perbaikan yang ditujukan  untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan konsep atau perbaikan yang ditujukan agar siswa lebih memahami konsep-konsep yang telah dipelajari tetapi belum dikuasai” (Ruseffendi, 1991: 428). Remidial diberikan selama 10 atau 15 menit kepada kelompok kecil yang diambil dari siswa yang memperoleh nilai kurang. Pada saat guru memberikan penjelasan kepada siswa yang kurang, siswa yang lain bekerja dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing dengan memperhatikan kemajuan dari tiap anggota kelompok yang merupakan tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan tugas.
6.       Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes yang dilakukan setelah selesai membahas satu sub pokok bahasan. Lamanya tes tersebut sekitar 15-25 menit.


No comments:

Post a Comment