Menurut Winataputra (1992:39) model pembelajaran
GI telah digunakan dalam berbagai
situasi dan dalam berbagai bidang
studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model
ini dirancang untuk membimbing
para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai
cakrawala mengenai masalah
itu, mengumpulkan data yang
relevan, mengembangkan dan
mengetes hipotesis. Sifat demokrasi dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh
keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh
pengalaman kelompok dalam konteks masalah
yang menjadi titik
sentral kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang
sama dihadapan masalah yang
dipecahkan dengan peranan yang
berbeda. Jadi tanggung jawab utama
guru adalah memotivasi siswa
untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran
serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung.
Sarana pendukung yang
dipergunakan untuk melaksanakan model ini
adalah segala sesuatu
yang menyentuh kebutuhan
para pelajar untuk dapat
menggali berbagai informasi
yang sesuai dan
diperlukan untuk melakukan proses pemecahan
masalah kelompok.
GI adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group
process skills).
Para guru yang menggunakan model pembelajaran GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Peran guru dalam GI adalah sebagai pembimbing, konsultan,
dan memberi kritik yang membangun. Guru harus membimbing dan memilah
pengalaman kelompok menjadi
tiga tingkat, yaitu: (1) tingkat problem-solving atau tugas (apa yang menjadi
masalah utama? Faktor apa saja yang terlibat?); (2) tingkat manajemen
kelompok (informasi apa saja yang kita perlukan). Ketiga, tingkat penafsiran
secara individu (bagaimana kita menafsirkan atau mengartikan simpulan
yang didapat).
Tujuan atau misi dari model pembelajaran GI ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka
berpartisipasi dalam proses sosial demokratik dengan mengkombinasikan
perhatian-perhatian pada kemampuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa
ingin tau akademis. Aspek-aspek dari pengembangan diri merupakan hasil
perkembangan yang utama dari metode ini (Sutikno, 2003: 27).
Slavin (Asthika, 2005: 24)
mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
GI adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Pengelompokan (Grouping), yaitu tahap mengidentifikasi topik
yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok
investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap
ini siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori kategori
topik permasalahan, kemudian siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar
berdasarkan topik yang mereka
pilih atau menarik untuk diselidiki,
guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang
berdasarkan keterampilan dan
keheterogenan.
2.
Tahap Perencanaan (Planning), pada tahap
ini siswa bersama-sama merencanakan
tentang apa
yang mereka pelajari, bagaimana
mereka belajar, siapa
dan melakukan apa, serta untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut.
3.
Tahap Penyelidikan (Investigation), yaitu tahap pelaksanaan proyek
investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a.
siswa
mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang diselidiki;
b. masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok;
c. siswa saling bertukar, berdiskusi,
mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
4.
Tahap Pengorganisasian (Organizing), yaitu tahap
persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:
a. anggota kelompok menentukan
pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing;
b. anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya;
c. wakil dari masing-masing kelompok
membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
5.
Tahap
Presentasi (Presenting), yaitu tahap penyajian laporan akhir.
Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. penyajian kelompok pada keseluruhan
kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian;
b. kelompok yang tidak sebagai penyaji
terlibat secara aktif sebagai pendengar;
c. Pendengar mengevaluasi,
mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang
disajikan.
6.
Tahap evaluasi (evaluating), pada
tahap evaluating kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran adalah:
a. siswa menggabungkan masukan-masukan
tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang
pengalaman-pengalaman efektifnya;
b. guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan,
c. penilaian hasil belajar haruslah
mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Ciri khas
Pembelajaran Group Investigation (GI), yaitu:
a.
menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet;
b.
para
siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok;
c.
Keterlibatan
siswa secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran;
d.
Peran
guru dalam group investigation adalah sebagai pembimbing, konsultan, dan memberi kritik yang membangun.
No comments:
Post a Comment