Sunday, April 13, 2014

Metode Pembelajaran Pictorial Riddle



Metode pembelajaran pictorial riddle merupakan salah satu jenis metode penemuan (Discovery-Inquiry). Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (Sudirman, 1992 ), Discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Istilah asing yang sering digunakan untuk metode ini ialah discovery yang berarti penemuan, atau inquiry yang berarti mencari.

Moh. Amin (Sudirman, 1992 ) menjelaskan bahwa pengajaran discovery harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-proses discovery. Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
Metode pembelajaran pictorial riddle disebut juga dengan metode teka-teki bergambar, metode pictorial riddle adalah salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi dan perhatian siswa di dalam diskusi kelompok kecil/besar. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa (Roestiyah, 2008: 78)
1.      Kelebihan metode Pictorial Riddle :
Setiap model, pendekatan, maupun metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran Pictorial Riddle yang dikemukakan oleh Sudirman, dkk (1992).
a.       Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
b.      Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
c.       Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer kepada siutuasi-situasi proses belajar yang baru.
d.      Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
e.       Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
f.       Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya tahan lama dalam ingatan menjadi lebih baik.

2.      Kekurangan metode pembelajaran Pictorial Riddle :
a.       Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
b.      Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
c.       Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
d.      Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.


Adapun sintak pembelajaran dari metode Pictorial Riddle yang dikemukakan oleh Sudirman, dkk (Adela, 2003: 17) adalah sebagai berikut.
1.      Penyajian masalah. Siswa diundang ke dalam suatu permasalahan berupa peristiwa yang menimbulkan teka-teki, permasalahan tersebut disajikan dalam bentuk gambar
2.      Pengumpulan dan verifikasi data
3.      Mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari permasalahan yang diberikan
4.      Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data
5.      Melakukan pengamatan berdasarkan riddle (gambar) yang mengandung permasalahan
6.      Siswa merumuskan penjelasan
7.      Siswa melakukan diskusi
8.      Siswa melakukan Tanya jawab

No comments:

Post a Comment