Dalam dunia pendidikan terutama dalam pembelajaran matematika kemampuan menghubungkan suatu materi yang satu dengan materi yang
lain atau dengan kehidupan sehari-hari berperan penting dalam proses pembelajaran terutama
pembelajaran matematika. Didalam matematika memuat beberapa kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai siswa, salah satunya
adalah kemampuan dalam melakukan koneksi matematis. Melalui kemampuan koneksi
matematis, kemampuan berfikir siswa terhadap matematika diharapkan dapat
menjadi semakin luas. Selain itu, koneksi matematis dapat pula meningkatkan
kemampuan kognitif siswa seperti mengingat kembali, memahami penerapan suatu
konsep terhadap lingkungan dan sebagainya. Tanpa menerapkan konsep dengan
pengalaman siswa, maka ia akan susah mengingat suatu materi yang disampaikan
dan mengingat terlalu banyak konsep yang terpisah padahal matematika kaya akan
prinsip-prinsip.
Koneksi matematis berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata Mathematical Connection yang kemudian dipopulerkan NCTM pada tahun 1989 dan dijadikan sebagai salah satu standar kurikulum (dalam Sartika, 2010: 19) yang bertujuan membantu pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiridan mengenal relevansi dan manfaat matematika baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Suherman (2008: 3),
“Kemampuan koneksi dalam matematika adalah kemampuan untuk mengkaitka
konsep/aturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi
lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata”. Koneksi
matematis mengacu kepada pemahaman yang mengharuskan siswa dapat mernperlihatkan
hubungan antara topik matematika. Sedangkan hubungan ekstrnal matematika meliputi hubungan antara matematika dengan bidang studi
lain dan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu pentingnya siswa diberikan
latihan-latihan yang berkenaan dengan soal-soal koneksi adalah bahwa dalam matematika
setiap konsep berkaitan satu sama lain, seperti dalil-dengan dalil, antara teori-dengan teori, antara
topik-dengan
topik, dan antara cabang-cabang matematika. Hal ini sejalan
dengan pendapat Bruner (dalam Russefendi, 2006: 152) yang mengemukakan bahwa;
“Dalam matematika setiap konsep itu berkaitan dengan konsep lain. Begitu pula
antara yang lainnnya misalnya antara dalil dengan dalil, antara teori dan
teori, antara topik denan topik, antara cabang matematika. Oleh karena itu, agar siswa berhasil belajar matematika, siswa
harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan itu”.
Indikator kermampuanpuan koneksi matematik (Sartika,
2010: 20) adalah.
1.
Mencari hubungan antar berbagai representatif konsep
dan prosedur.
2.
Memahami
hubungan antar topik matematika.
3.
Menggunakan
matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari.
4.
Memahamai
representatif ekuivalen konsep yang sama.
5.
Mencari
koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen.
6.
Menggunakan
koneksi antar topik matematika dan antar topik matematika dengan topik lain.
Kriteria penskoran untuk
tes kemampuan koneksi diberi level 0, 1, 2, 3, dan 4. Persoalan yang diberikan
dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemampuan koneksi matematik. Kriteria
pedoman penskoran menurut Sabandar (dalam Sartika, 2010: 21)
Tabel 2.1
Kriteria Pemberian Skor menurut Sabandar
Skor
|
Kriteria
|
4
|
Lengkap dan kompeten
|
3
|
Kompetensi dasar
|
2
|
Jawaban Parsial
|
1
|
Jawaban hanya coba-coba
|
0
|
Tidak ada respon
|
Jadi untuk melakukan koneksi, siswa harus
memahami informasi-informasi yang diterimanya, sehingga bisa memandang,
menggali, permasalahan, mencoba mencari pemecahan dengan menggunakan ide matematika
untuk menyelesaikan masalah-masalah, baik yang berkaitan dengan matematika,
disiplin ilmu lain, maupun dengan kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan
koneksi, siswa harus mengerti informasi yang baru diperoleh untuk diarahkan ke
informasi yang telah diterima terdahulu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan dalam mengaitkan konsep-konsep matematika, baik antar konsep
matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya (dengan mata pelajaran lain
dan dengan kehidupan nyata sehari-hari).
No comments:
Post a Comment