Wednesday, May 29, 2013

Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write)

Model TTW (Think Talk Write) ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Alur kemajuan TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir/berdialog dengan dirinya sendiri setelah ada proses membaca, berbicara, dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis.
Aktivitas berfikir, bericara, dan menulis adalah salah satu aktivitas belajar mengajar matematika yang memberi peluang pada siswa untuk berpartisipasi aktif. Melalui aktivitas tersebut siswa dapat mengembangkan kemampuan berbahasa secara tepat terutama saat menyampaikan ide-ide matematika.

a.      Think
Diartikan sebagai berfikir. Dalam tahap ini siswa secara individu membaca teks bacaan yang telah disediakan dalam bentuk LKS. Setiap siswa diberi kesempatan untuk memahami isi bacaan dan mencoba membuat kemungkinan penyelesaian dari permasalahan yang disajikan disertai dengan alasan yang mendukung dan menuangkannya dalam bentuk kecil.
Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika/berisi cerita matematika. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca baik itu berupa apa yang telah diketahuinya maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.
b.      Talk
Diartikan berbicara, yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Siswa menyampaikan ide yang telah diperoleh nya pada tahap think kepada teman diskusinya (kelompok). Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya masing-masing, bertukar ide untuk memahami teks bacaan dan menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Dalam kegiatan ini juga siswa harus menggunakan nalar yang logis mengapa ia mengemukakan ide seperti itu dan mengapa ia setuju atau tidak setuju dengan ide temannya.
Pemahaman dibangun melaui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan. Diskusi yang terjadi pada tahap ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa. Diskusi dapat menguntungkan bagi pendengar yang baik karena memberikan wawasan baru baginya.
Baroody (Rosmiati, 2010: 18) menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi, diantaranya sebagai berikut.
                        (1)      Dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi;
                        (2)      Membantu siswa mengkonstruksi pemahaman matematika;
                        (3)      Menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri-sendiri, tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam satu team;
                        (4)      Membantu siswa menganalisis dan memecahkan masalah secara bijaksana.
            Talk menjadi sangat penting, karena.
                        (1)      Baik itu tulisan, gambaran, isyarat/percakapan merupakan perantara ungkapan matematis sebagai bahasa manusia.
                        (2)      Pemahaman matematis dibangun melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna.
                        (3)      Cara utama partisipasi komunikasi dalam matematika adalah melalui talk.

Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharring strategi solusi dan membuat definisi:
(1)      pembentukan ide melalui proses talking;
(2)      interaksi ide;
(3)      mengingatkan dan menilai kualitas berfikir.
c.       Write
Diartikan menulis, yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan (LKS). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide karena setelah berdiskusi dengan teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang telah ia pelajari. Selain itu bagi guru dapat membantu kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama serta keterangan nyata dari prestasi siswa.
Aktivitas selama tahap ini adalah sebagai berikut.
1)      Menulis solusi terhadap masalah yang diberikan termasuk perhitungan;
2)      Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah.
3)      Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang tertinggal.
4)      Meyakini bahwa pekerjaannya lengkap, mudah dibaca, dan terjamin keasliannya.

Menurut Silver dan Smith (Rosmiati, 2010: 19) peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW sebagai berikut.
                        1)      Menyelidiki pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, menarik hati, dan menantang setiap siswa untuk berfikr.
                        2)      Mendengarkan ide-ide siswa dengan penuh perhatian.
                        3)      Meminta siswa untuk merespon dan menilai ide mereka secara lisan dan tulisan.
                        4)      Menilai ke dalam pemahaman ide yang dikemukakan siswa dalam diskusi.
                        5)      Memutuskan kapan dan bagaimana untuk menyajikan notasi matematika dalam bahasa matematika kepada siswa.
                        6)      Memutuskan kapan untuk memberikan informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan (memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong siswa untuk berpartisipasi).

Menurut Ansari (2008: 29) terdapat langkah-langkah pembelajaran model TTW yaitu sebagai berikut.
1)      Guru membagikan teks bacaan berupa LKS yang memuat situasi masalah dan petunjuk penyelesaian.
2)      Siswa membaca teks, memikirkan solusi yang mungkin dan menuangkan ide-idenya dalam bentuk catatan kecil dengan bahasa yang mereka pahami untuk selanjutnya dibawa ke forum diskusi (think).
3)      Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok, membahas isi catatan (talk), guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
4)      Siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan matematika yang diperolehnya setelah diskusi serta menyelesaikan segala permasalahan yang disajikan pada LKS (write).
5)      Presentasi dari setiap kelompok disertai argumentasi logis pada tiap presentasinya.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran dengan menggunakan model TTW.

Menurut Suyatno (2009: 25) kelebihan-kelebihan model TTW diantaranya sebagai berikut.
1)      Model TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
2)      Model pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

Selain kelebihan di atas model TTW menurut Suyatno (2009: 52)  memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut.
1)      Model TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga siswa belum terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model TTW oleh karena itu cenderung kaku dan pasif.
2)      Kesulitan dalam mengembangkan lingkungan social siswa.

Syarat-syarat terlaksananya model TTW adalah sebagai berikut.
1)      Guru merencanakan kegiatan motivasi dan apersepsi.
2)      Adanya penggunaan alat bantu/media bagi siswa yaitu pengembangan LKS.
3)      Adanya skema interaksi pembelajaran: skema interaksi individu dan kelompok.

4)      Pada akhir pembelajaran adanya presentasi tiap kelompok disertai argumen yang logis. 

No comments:

Post a Comment