Model TTW (Think Talk Write) ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Alur kemajuan TTW
dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir/berdialog dengan dirinya sendiri
setelah ada proses membaca, berbicara, dan membagi ide dengan temannya sebelum
menulis.
Aktivitas
berfikir, bericara, dan menulis adalah salah satu aktivitas belajar mengajar
matematika yang memberi peluang pada siswa untuk berpartisipasi aktif. Melalui
aktivitas tersebut siswa dapat mengembangkan kemampuan berbahasa secara tepat
terutama saat menyampaikan ide-ide matematika.
Diartikan
sebagai berfikir. Dalam tahap ini siswa secara individu membaca teks bacaan
yang telah disediakan dalam bentuk LKS. Setiap siswa diberi kesempatan untuk
memahami isi bacaan dan mencoba membuat kemungkinan penyelesaian dari
permasalahan yang disajikan disertai dengan alasan yang mendukung dan
menuangkannya dalam bentuk kecil.
Aktivitas
berfikir (think) dapat dilihat dari
proses membaca suatu teks matematika/berisi cerita matematika. Dalam tahap ini
siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian),
membuat catatan apa yang telah dibaca baik itu berupa apa yang telah
diketahuinya maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.
b.
Talk
Diartikan
berbicara, yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang
mereka pahami. Siswa menyampaikan ide yang telah diperoleh nya pada tahap think kepada teman diskusinya
(kelompok). Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya
masing-masing, bertukar ide untuk memahami teks bacaan dan menyelesaikan
permasalahan yang disajikan. Dalam kegiatan ini juga siswa harus menggunakan
nalar yang logis mengapa ia mengemukakan ide seperti itu dan mengapa ia setuju
atau tidak setuju dengan ide temannya.
Pemahaman
dibangun melaui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat
menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan. Diskusi yang terjadi pada
tahap ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa.
Diskusi dapat menguntungkan bagi pendengar yang baik karena memberikan wawasan
baru baginya.
Baroody (Rosmiati,
2010: 18) menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi, diantaranya sebagai
berikut.
(1)
Dapat mempercepat pemahaman materi
pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi;
(2)
Membantu siswa mengkonstruksi pemahaman
matematika;
(3)
Menginformasikan bahwa para ahli
matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri-sendiri, tetapi membangun
ide bersama pakar lainnya dalam satu team;
(4)
Membantu siswa menganalisis dan
memecahkan masalah secara bijaksana.
Talk menjadi sangat penting, karena.
(1)
Baik itu tulisan, gambaran,
isyarat/percakapan merupakan perantara ungkapan matematis sebagai bahasa
manusia.
(2)
Pemahaman matematis dibangun melalui
interaksi dan percakapan antara sesama individual yang merupakan aktivitas
sosial yang bermakna.
(3)
Cara utama partisipasi komunikasi dalam
matematika adalah melalui talk.
Siswa
menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori
bersama, sharring strategi solusi dan membuat definisi:
(1) pembentukan
ide melalui proses talking;
(2) interaksi
ide;
(3) mengingatkan
dan menilai kualitas berfikir.
c.
Write
Diartikan
menulis, yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan
(LKS). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide karena setelah
berdiskusi dengan teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis
dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu
pemahaman siswa tentang materi yang telah ia pelajari. Selain itu bagi guru
dapat membantu kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide
yang sama serta keterangan nyata dari prestasi siswa.
Aktivitas selama tahap ini adalah
sebagai berikut.
1) Menulis
solusi terhadap masalah yang diberikan termasuk perhitungan;
2) Mengorganisasikan
semua pekerjaan langkah demi langkah.
3) Mengoreksi
semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang tertinggal.
4) Meyakini
bahwa pekerjaannya lengkap, mudah dibaca, dan terjamin keasliannya.
Menurut Silver
dan Smith (Rosmiati, 2010: 19) peranan dan tugas guru dalam usaha
mengefektifkan penggunaan strategi TTW sebagai berikut.
1)
Menyelidiki pertanyaan dan tugas yang
mendatangkan keterlibatan, menarik hati, dan menantang setiap siswa untuk
berfikr.
2)
Mendengarkan ide-ide siswa dengan penuh
perhatian.
3)
Meminta siswa untuk merespon dan menilai
ide mereka secara lisan dan tulisan.
4)
Menilai ke dalam pemahaman ide yang dikemukakan
siswa dalam diskusi.
5)
Memutuskan kapan dan bagaimana untuk
menyajikan notasi matematika dalam bahasa matematika kepada siswa.
6)
Memutuskan kapan untuk memberikan
informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing,
dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan (memonitoring dan menilai
partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong
siswa untuk berpartisipasi).
Menurut Ansari
(2008: 29) terdapat langkah-langkah pembelajaran model TTW yaitu sebagai
berikut.
1) Guru
membagikan teks bacaan berupa LKS yang memuat situasi masalah dan petunjuk
penyelesaian.
2) Siswa
membaca teks, memikirkan solusi yang mungkin dan menuangkan ide-idenya dalam
bentuk catatan kecil dengan bahasa yang mereka pahami untuk selanjutnya dibawa
ke forum diskusi (think).
3) Siswa
berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok, membahas isi catatan
(talk), guru berperan sebagai
mediator lingkungan belajar.
4) Siswa
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan matematika yang diperolehnya setelah
diskusi serta menyelesaikan segala permasalahan yang disajikan pada LKS (write).
5) Presentasi
dari setiap kelompok disertai argumentasi logis pada tiap presentasinya.
Terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran dengan menggunakan model
TTW.
Menurut Suyatno
(2009: 25) kelebihan-kelebihan model TTW diantaranya sebagai berikut.
1) Model
TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga
pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan
saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang
diajarkan.
2) Model
pembelajaran TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke
bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan
membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Selain kelebihan
di atas model TTW menurut Suyatno (2009: 52) memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya
sebagai berikut.
1) Model
TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga siswa belum terbiasa
belajar dengan langkah-langkah pada model TTW oleh karena itu cenderung kaku
dan pasif.
2) Kesulitan
dalam mengembangkan lingkungan social siswa.
Syarat-syarat
terlaksananya model TTW adalah sebagai berikut.
1) Guru
merencanakan kegiatan motivasi dan apersepsi.
2) Adanya
penggunaan alat bantu/media bagi siswa yaitu pengembangan LKS.
3) Adanya
skema interaksi pembelajaran: skema interaksi individu dan kelompok.
4) Pada
akhir pembelajaran adanya presentasi tiap kelompok disertai argumen yang logis.
No comments:
Post a Comment